
Pada 20 Januari 2025, Indonesia secara resmi meluncurkan perdagangan karbon internasional melalui platform IDXCarbon di Bursa Efek Indonesia (IDX). Acara bersejarah ini dihadiri oleh para pemimpin pemerintah, perwakilan sektor swasta, dan delegasi dari negara sahabat, menandai kesiapan Indonesia untuk bersaing di pasar karbon global. Sejak diluncurkan pada September 2023, IDXCarbon telah menunjukkan kemajuan pesat dengan secara kumulatif memperdagangkan satu juta ton unit karbon dan mendaftarkan 100 peserta. Inisiatif perdagangan karbon ini tidak hanya menjadi bagian dari upaya mempercepat pembangunan berkelanjutan, tetapi juga langkah konkret dalam mencapai target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) kedua pada Februari 2025.
Komitmen Indonesia terhadap pasar karbon global semakin diperkuat dengan penerapan mekanisme yang transparan dan berintegritas tinggi. Sertifikat Pengurangan Emisi (ERC), Sistem Registri Nasional (NRS), serta mekanisme Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) dirancang untuk memastikan perdagangan karbon berjalan lancar, menghindari pencatatan ganda dan klaim ganda. Dalam perdagangan perdana, total 1.780.000 ton CO2e dari sektor energi telah disahkan, termasuk proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Gunung Wugul dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Blok 2 Grati dari sistem siklus tunggal menjadi siklus gabungan. Langkah signifikan ini memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global sekaligus memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan, menciptakan peluang besar menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.