Inovasi Daur Ulang dan Energi Ramah Lingkungan Dorong Ekonomi Sirkular Berbasis Masyarakat
- STIC CEGIR

- 25 Jun
- 2 menit membaca
Industri dan masyarakat terus memperkuat upaya mewujudkan ekonomi sirkular di Indonesia melalui pemanfaatan limbah dan energi ramah lingkungan. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Pertamina Patra Niaga menjadi dua contoh pelaku industri yang aktif mendorong pengelolaan lingkungan berkelanjutan dengan pendekatan inovatif berbasis pemberdayaan masyarakat.
Chandra Asri Group memperkenalkan produk cacahan plastik bernama CIRCLO, yang sejak 2023 dikembangkan untuk memperkuat ekosistem daur ulang plastik nasional. Tak hanya menjadi material campuran untuk infrastruktur seperti aspal plastik, CIRCLO juga menghadirkan sistem sirkularitas yang mengubah sampah plastik bernilai rendah menjadi bahan baku bernilai ekonomi tinggi. Produk ini telah memenuhi standar teknis dari Kementerian PUPR, menjadikannya solusi praktis untuk pembangunan infrastruktur berkelanjutan sekaligus pengelolaan sampah plastik.

CIRCLO menjadi simbol kolaborasi antara sektor hulu dan hilir dalam industri daur ulang, di mana rantai pasok yang kuat diyakini dapat menumbuhkan nilai ekonomi sekaligus mengurangi beban lingkungan. Pada Februari lalu, Chandra Asri bersama Yayasan Bakti Barito dan Pemkab Garut membangun jalan aspal plastik sepanjang 50,2 km, menyumbang total 100 km jalan aspal plastik yang berhasil mengurangi 431,5 ton sampah dari TPA.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan juga dapat memperkuat ketahanan ekonomi lokal. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina meluncurkan tiga inisiatif unggulan di Cilacap, Jawa Tengah: Bu Petra, Pinky Rudal, dan Pepes Sega K Cap.
Program Bu Petra (budidaya perikanan terintegrasi) memanfaatkan panel surya untuk mengoperasikan kincir air dan mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar mesin cetak pelet ikan, memberikan manfaat kepada lebih dari 100 warga. Sementara itu, Pinky Rudal membantu ratusan petani mengatasi tantangan perubahan iklim dengan alat pengering padi berbasis energi terbarukan yang mempercepat proses pengeringan dan meningkatkan harga jual gabah. Program Pepes Sega K Cap telah mengolah 13,5 ton ikan rucah menjadi pelet ramah lingkungan sejak dimulai, memperlihatkan bahwa pendekatan sirkular bisa diterapkan secara inklusif dan berdampak nyata.
Upaya-upaya ini mencerminkan bahwa ekonomi sirkular tidak hanya menjadi tanggung jawab industri besar, tetapi juga bisa tumbuh dari komunitas lokal yang diberdayakan melalui teknologi dan kolaborasi lintas sektor. Pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan inovasi sosial kini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia.

Referensi:




