Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan menjadi 70.64% dari tambahan 47 GW kapasitas listrik yang direncanakan antara tahun 2024 dan 2033, naik dari target sebelumnya 68% dalam draft tahun lalu dan 51% dalam periode 2021-2030 menurut draft terbaru dari rencana pengadaan listrik jangka panjang (RUPTL). Hingga tahun lalu, energi terbarukan hanya menyumbang 13% dari bauran energi Indonesia, sementara sisanya didominasi oleh batu bara, minyak, dan gas.
Draft terbaru RUPTL menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan Rp 1.16 kuadriliun ($71.36 miliar) untuk rencana 10 tahun tersebut. Draft RUPTL 2024 menunjukkan ketergantungan yang signifikan pada tenaga air (28.72%), diikuti oleh tenaga surya dan angin (28.09%), serta panas bumi (11.91%).
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung langkah pemerintah untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dalam RUPTL yang akan datang. [6]