Upaya Nasional untuk Mengurangi Limbah Makanan
- STIC CEGIR

- 2 hari yang lalu
- 1 menit membaca

Setelah diberlakukannya pelarangan nasional penggunaan limbah makanan untuk pakan babi, Taiwan masih mengahadapi tantangan dalam menangani sekitar 500 ton limbah makanan setiap hari, yang memicu kekhawatiran publik. Para ahli menekankan bahwa solusi paling mendasar adalah mengurangi limbah makanan dari sumbernya. Namun, untuk sisa makanan yang tidak dapat dihindari seperti kulit buah, tulang, dan daun sayur, masyarakat dapat memanfaatkan kompos rumah tangga atau mesin pengolah limbah makanan. Kompos rumah tangga menekankan pentingnya menjaga rasio karbon terhadap nitrogen yang seimbang serta sistem drainase yang baik agar limbah dapat terurai secara alami dan menghasilkan pupuk organik. Meskipun mesin pengolah limbah makanan memberikan kemudahan, beberapa jenis membutuhkan konsumsi listrik tinggi atau berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, disarankan menggunakan model non-listrik yang mengandalkan proses dekomposisi alami sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Maggot semakin populer karena kemampuannya yang luar biasa dalam mencerna limbah makanan. Namun, beternak serangga ini memerlukan syarat teknis tinggi, menghasilkan bau menyengat, dan tidak cocok untuk rumah tangga biasa. Larvanya tumbuh sangat cepat dalam suhu dan kelembapan tinggi, tetapi hanya dapat mengonsumsi jenis pakan tertentu. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat timbul masalah bau tidak sedap atau larva kabur dari wadah. Namun demikian, jika larva dan sisa limbahnya dapat dimanfaatkan kembali untuk tanaman pot atau pertanian, maka hal ini dapat mendukung terbentuknya sistem sumber daya sirkular yang lebih lengkap.
Referensi:




