top of page

Hidrogen Hijau di Indonesia: Membangun Masa Depan Energi Berkelanjutan

Diperbarui: 2 Nov


Indonesia memandang hidrogen hijau sebagai kunci untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, sebagaimana diuraikan dalam dokumen Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong dekarbonisasi industri dengan menggantikan bahan bakar fosil dengan hidrogen hijau, sebuah bahan bakar ramah lingkungan yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angina, dan air.

Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan hidrogen hijau karena sumber daya alamnya yang melimpah. Beberapa proyek percontohan telah dimulai pada paruh pertama tahun 2024, terutama di Sulawesi dan Jawa Barat. Tantangan utamanya adalah mengembangkan infrastruktur yang memadai serta berinvestasi dalam teknologi untuk mendukung produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen hijau.

Pemerintah dan industri gas nasional, seperti Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII), berfokus pada teknologi yang aman dan efisien untuk mendukung transisi energi ini. Sebuah peta jalan sedang dikembangkan untuk mempercepat transisi energi nasional, dengan penekanan pada penggunaan komponen lokal untuk memperkuat industri domestik. Hidrogen hijau menawarkan solusi untuk mengurangi emisi karbon ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta berpotensi menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan. Dengan dukungan kebijakan dan investasi yang tepat, Indonesia berada di jalur yang benar untuk mencapai masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.


Source: Ratna Nuraini (2024), ‘Hidrogen Hijau di Indonesia, Membangun Masa Depan Energi Berkelanjutan’, Indonesia.go.id, 2 October Available at:

3 tampilan
bottom of page