Pada tahun 2023, industri minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang lebih dari Rp750 trilliun bagi perekonomian, yang mewakili sekitar 3.5% dari PDB. Sektor ini memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan menjadi kunci dalam upaya nasional mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2050.
Salah satu inisiatif utama adalah mengubah limbah, seperti tandan buah kosong (EFB) kelapa sawit, menjadi produk bernilai tinggi melalui teknologi enzimatik. Inovasi ini memungkinkan produksi bioetanol, asam organic, dan bahan kimia, yang mengurangi impor serta mendukung industrialisasi berkelanjutan. Sebuah pabrik percontohan yang diresmikan pada tahun 2024 memproses 1 ton biomassa per hari, menghasilkan glukosa, xilosa, dan lignin untuk berbagai aplikasi.
Kemajuan ini sejalan dengan Peta Jalan Golden Palm Oil 2045 Indonesia, yang mendorong teknologi hijau dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia berupaya memimpin inovasi ramah lingkungan, meminimalkan emisi karbon, dan meningkatkan kemandirian nasional dalam produk berbasis bio. Dengan dukungan pemerintah dan standar lingkungan yang ketat, industri minyak sawit Indonesia siap menjadi pemimpin global dalam berkelanjutan, memberikan manfaat bagi ekonomi dan lingkungan.
Souce: Ratna Puspa Merdika (2024), ‘Industrializing Palm Oil for a Greener Economy’, Indonesia.go.id, 30 September Available at: