Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa lima sektor tersebut adalah makanan dan minuman, elektronik, tekstil, konstruksi dan bahan bangunan, serta plastik.
“Ekonomi hijau dan ekonomi sirkular akan menjadi salah satu mesin pertumbuhan Indonesia, termasuk industrialisasi di dalamnya. Oleh karena itu, kami telah mengidentifikasi lima sektor prioritas untuk menerapkan ekonomi sirkular di Indonesia,” ujar Amalia di Jakarta pada hari Kamis.
Amalia menjelaskan bahwa penerapan ekonomi sirkular bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam. Selain itu, ekonomi sirkular juga bertujuan untuk mencapai Indonesia bebas limbah melalui penerapan 9R: menolak (refuse), berpikir ulang (rethink), mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), memperbaiki (repair), memperbarui (refurbish), memproduksi ulang (remanufacture), mengalihkan tujuan (repurpose), mendaur ulang (recycle), dan memulihkan (recover).
Khusus di sektor tekstil, Amalia mengatakan bahwa strategi untuk menerapkan ekonomi sirkular meliputi pengembangan infrastruktur, memperkuat ekosistem ekonomi sirkular tekstil nasional, mengurangi limbah tekstil, dan meningkatkan efisiensi sumber daya dalam proses produksi tekstil.
Amalia menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk mewujudkan ekonomi sirkular di sektor tekstil. Oleh karena itu, ia mengajak kementerian/lembaga dan sektor swasta untuk berkolaborasi.
Source: Ekbisntb.com (2024). ‘Bappenas Tekankan Lima Industri Prioritas dalam Ekonomi Sirkular’, 3 October Available at: