Pengesahan RUU EBET untuk Mempercepat Investasi dan Pengembangan Energi Bersih di Indonesia
- STIC CEGIR
- 2 Apr
- 1 menit membaca
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pengesahan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBET) tahun ini sebagai langkah strategis untuk menarik investasi dan mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia. Inisitif ini sejalan dengan target bauran energi nasional, di mana energi terbarukan diharapkan menjadi sumber utama listrik di masa depan. Meskipun RUU EBET belum difinalisasi, pemerintah telah memperkenalkan beberapa kebijakan utama untuk mendukung transisi energi, seperti Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2022 yang bertujuan mempercepat pengembangan energi terbarukan, serta Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2024 yang mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan. Melalui kebijakan ini, pemerintah berupaya mempercepat peralihan dari energi berbasis fosil ke energi bersih sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Di sisi lain, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menargetkan pengesahan RUU EBET pada semester pertama tahun 2025, dengan pembahasan yang akan diprioritaskan setelah Idulfitri. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menekankan bahwa regulasi ini sangat penting untuk memberikan kepastian hukum bagi sektor energi terbarukan serta menciptakan ekosistem yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan industri energi bersih. Selain itu, RUU EBET diharapkan dapat mempercepat pencapaian target Presiden Prabowo, yang menargetkan 75% pembangkit listrik yang dibangun di Indonesia pada tahun 2040 berasal dari energi terbarukan. Beberapa aspek krusial yang masih dalam pembahasan dalam RUU ini mencakup Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan skema power wheeling. Dengan disahkannya RUU EBET, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transisi energinya, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan secara lingkungan.
Sumber:
