Potensi Minyak Jelantah untuk Masa Depan Energi Bersih
- STIC CEGIR
- 5 jam yang lalu
- 1 menit membaca
Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) yang diselenggarakan oleh BRIN bersama mitra menyoroti potensi minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) sebagai bahan baku berkelanjutan untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF). Para peneliti, pakar industri, dan perwakilan asosiasi menekankan peran UCO dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, mendorong praktik ekonomi sirkular, serta mendukung target transisi energi Indonesia.
Peneliti BRIN, Arif Rahman, menegaskan pentingnya aspek keberlanjutan dalam pengembangan SAF untuk mencapai target net-zero emisi sektor penerbangan global pada tahun 2050. Sementara itu, Philippe Micone dari PT Noovoleum Indonesia membagikan contoh keberhasilan program pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat bekerja sama dengan Pertamina, yang berhasil mengumpulkan lebih dari 1 ton minyak per lokasi setiap bulannya.
Para ahli dari Pertamina menyatakan bahwa potensi UCO di Indonesia sangat besar, mengingat tingginya produksi minyak sawit serta budaya konsumsi makanan gorengan. Rencana pembangunan New Energy Integrated Terminal (NIT) juga telah disiapkan, dengan tujuan untuk memasok SAF ke bandara-bandara utama.
Namun demikian, dibutuhkan sertifikasi seperti ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) serta ekosistem yang kuat untuk mendukung rantai pasok SAF. Asosiasi seperti APJETI dan AEMJI turut menyerukan perlunya regulasi yang lebih baik dan sistem ketertelusuran (traceability) yang jelas guna melindungi para pengumpul minyak jelantah serta memastikan ekspor yang sesuai standar.
Referensi:
