
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah, termasuk menjalin kemitraan strategis dengan negara maju dalam mencapai Net Zero Emission (NZE). Baru-baru ini, Indonesia dan Jepang menggelar Forum Energi Indonesia-Jepang (IJEF) ke-8 pada 5 Desember 2024. Acara ini menjadi platform penting untuk memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor energi.
Indonesia juga berkomitmen untuk memanfaatkan sumber daya mineralnya, seperti nikel, bauksit, tembaga, dan mangan, guna mendukung pengembangan industri baterai. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan mempercepat inovasi di sektor energi.
Indonesia telah bermitra dengan Kanada dalam upaya mencapai NZE melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang mineral kritis antara Menteri Bahlil dan pemerintah Kanada pada 3 Desember 2024. MoU ini mencakup beberapa area kerja sama strategis, seperti penerapan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui teknologi bersih, serta penguatan perdagangan dan investasi di sektor pertambangan.
Dalam strategi menuju netralitas karbon, pemerintah Indonesia menawarkan peluang kerja sama kepada Tiongkok. Tawaran ini didasarkan pada potensi besar Indonesia dalam sumber daya energi baru dan terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air Kayan (13.000 MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Mamberamo di Papua (24.000 MW).