British Petroleum (BP) telah menandatangani kontrak Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) senilai $3,6 miliar (~Rp 56,5 triliun) dengan PT Meindo Elang Indah dan JGC Holdings Corporation melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT JGC Indonesia.
BP mengumumkan Keputusan Investasi Final (Final Investment Decision/FID) senilai lebih dari $7 miliar (~Rp 110 triliun) untuk Proyek Tangguh UCC. Hal ini disampaikan oleh CEO BP, Murray Auchincloss, kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, pada 21 November 2024, di London.
Proyek ini bertujuan untuk:
Memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat.
Mencapai target produksi gas nasional.
Mendukung upaya dekarbonisasi untuk mencapai target pengurangan emisi nasional.
BP harus secara proaktif menangani permasalahan dan menjaga komunikasi dengan SKK Migas untuk memastikan proyek selesai sesuai jadwal dan anggaran. Keandalan fasilitas produksi sangat penting untuk menimalkan penghentian operasional yang tidak terduga.
Proyek Tangguh UCC akan menghasilkan tambahan 3 triliun kaki kubik sumber daya gas. Proyek ini mendukung agenda dekarbonisasi Indonesia dengan menyuntikkan kembali 15 juta ton CO2 selama fase awal. Proyek ini juga diperkirakan menciptakan 6.000 lapangan kerja selama masa konstruksi serta memberikan efek pengganda positif bagi Papua. Saat ini, 99% tenaga kerja LNG Tangguh adalah warga negara Indonesia, dengan 70% berasal dari Papua.
Kathy Wu, Presiden Regional BP untuk Asia Pasifik, menyoroti investasi sebesar $7 miliar sebagai bukti komitmen BP terhadap ketahanan energi dan keberlanjutan Indonesia. Ia juga mengapresiasi dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia serta SKK Migas.
Proyek ini mencakup pengembangan ladang gas Ubadari, teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage), serta kompresi gas darat. Proyek ini akan menjadi salah satu aplikasi CCUS skala besar pertama di Indonesia.