Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon), yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 26 September 2023, telah mencapai pencapaian signifikan di tahun pertamanya. IDX Carbon telah menjadi platform yang transparan, terstruktur, dan efisien untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia. Pada tahun pertamanya, jumlah karbon yang diperdagangkan meningkat dari 459.953 ton CO2e menjadi 613.894 ton CO2e, dengan total nilai transaksi sebesar Rp37,06 miliar.
Mekanisme perdagangan di IDX Carbon mencakup lelang, perdagangan reguler, perdagangan negosiasi, dan marketplace. Hingga 26 September 2024, sebanyak 420.029 ton CO2e telah retired, yang berarti unit karbon ini telah dikeluarkan dari peredaran. Saat ini, ada tiga proyek yang terdaftar: Pertamina Geothermal Lahendong, PLTGU Muara Karang, dan PLTM Gunung Wugul. Total unit karbon meningkat dari 842.950 ton CO2e pada 2023 menjadi 1.777.141 ton CO2e pada 2024.
Pada peringatan satu tahun IDX Carbon, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyampaikan harapannya agar inisiatif ini dapat membantu Indonesia mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC) pada tahun 2030. IDX Carbon juga sedang mempersiapkan Mekanisme Batas Emisi dan Perdagangan untuk Bisnis (PTBAE-PU) guna memperkuat upaya pengurangan emisi di sektor industri. Dengan pencapaian ini, Indonesia memiliki potensi untuk memimpin perdagangan karbon di Asia sekaligus berkontribusi pada pengurangan emisi global dan keberlanjutan lingkungan.
Source: